Ada seekor siput selalu memandang sinis terhadap katak. Suatu hari,
katak yang kehilangan kesabaran akhirnya berkata kepada siput: “Tuan
siput, apakah saya telah melakukan kesalahan, sehingga Anda begitu
membenci saya?”
Yang tinggal di gunung merindukan pantai.
Yang tinggal di pantai merindukan gunung.
Yang tinggal di pantai merindukan gunung.
Di musim hujan merindukan musim kemarau.
Yang berambut hitam mengagumi yang pirang.
Yang berambut pirang mengagumi yang hitam.
Diam di rumah merindukan bepergian.
Setelah bepergian merindukan rumah.
Ketika masih jadi karyawan ingin jadi Entrepreneur supaya punya kebebasan waktu.
Begitu jadi Entrepreneur ingin jadi karyawan, biar tidak pusing.
Waktu tenang mencari keramaian.
Waktu ramai mencari ketenangan.
Saat masih bujangan, pengen punya suami ganteng/istri cantik.
Begitu sudah dapat suami ganteng/istri cantik, pengen yang biasa-biasa saja, bikin cemburu aja/takut selingkuh..
Punya anak satu mendambakan banyak anak.
Punya banyak anak mendambakan satu anak saja.
Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki.
Namun setelah dimiliki tak indah lagi.
Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, namun mengabaikan apa yang sudah dimiliki tanpa rasa syukur ?
‘Semoga kita menjadi pribadi yang yang senantiasa bersyukur dengan berkah yang sudah kita miliki’
‘Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun kecil’
Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran negatif.
Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua.
Syukuri apa yang ada, karena hidup adalah anugerah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas.
Bila kutahu ini akan menjadi terakhir
kalinya kulihat dirimu terlelap tidur, Aku akan menyelimutimu dengan
lebih rapat dan berdoa kepada Tuhan agar menjaga jiwamu.
Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kudengar suaramu memuji, Aku akan merekam setiap kata dan tindakan dan memutarnya lagi sepanjang sisa hariku.
Alkisah, ada seseorang yang sangat menikmati
kebahagiaan & ketenangan di dalam hidupnya. Orang tersebut
mempunyai dua kantong. Pada kantong yang satu terdapat lubang di
bawahnya, tapi pada kantong yang lainnya tidak terdapat lubang.
Segala sesuatu yang menyakitkan yang pernah didengarnya seperti
makian & sindiran, ditulisnya di sebuah kertas, digulung kecil,
kemudian dimasukkannya ke dalam kantong yang berlubang. Tetapi semua
yang indah, benar, dan bermanfaat, ditulisnya di sebuah kertas kemudian
dimasukkannya ke dalam kantong yang tidak ada lubangnya.
Alkisah, ada seorang pemuda sedang duduk dengan tatapan kosong
mengarah ke hamparan air telaga. Dia sudah berkelana mendatangi berbagai
tempat, tapi belum ada yang membahagiakan dirinya. Tiba-tiba terdengar
suara sengau memecah kesunyian.
“Sedang apa kau di sini, anak muda?” tanya seorang kakek yang tinggal di sekitar situ.
Anak muda itu menoleh sambil berkata. ”Aku lelah, Pak Tua. Aku sudah berjalan sejauh ini demi mencari kebahagiaan, tapi perasaan itu tak kunjung kudapatkan. Entahlah, ke mana lagi aku harus mencari…” keluh si anak muda dengan wajah muram.
“Sedang apa kau di sini, anak muda?” tanya seorang kakek yang tinggal di sekitar situ.
Anak muda itu menoleh sambil berkata. ”Aku lelah, Pak Tua. Aku sudah berjalan sejauh ini demi mencari kebahagiaan, tapi perasaan itu tak kunjung kudapatkan. Entahlah, ke mana lagi aku harus mencari…” keluh si anak muda dengan wajah muram.
Ketika sore sepulang kerja seorang suami melihat isteri yang tertidur pulas karena kecapekan bekerja seharian di rumah. Sang suami mencium kening isterinya dan bertanya, ‘Bunda, udah shalat Ashar belum?’ Isterinya terbangun dengan hati berbunga-bunga menjawab pertanyaan suami, ‘sudah yah.’ Isterinya beranjak dari tempat tidur mengambil piring yang tertutup, sore itu isterinya memasak kesukaan sang suami.
‘Lihat nih, aku memasak khusus kesukaan ayah.’ Piring itu dibukanya, ada sepotong kepala ayam yang terhidang untuk dirinya.
Langganan:
Postingan (Atom)